Selasa, 28 April 2015

Dampak Serta Manfaat Penerapan IFRS



Tidak ada suatu negara yang tidak berdampingan dengan negara yang lain. Antara satu negara dengan negara yang lain sebaiknya saling menjalin komunikasi dan mempererat kerjasama. Sifat dasar manusia yang saling membutuhkan satu sama lain menjadi alasan mengapa pentingnya suatu hubungan. Perasaan terhadap kebutuhan akan sesuatu selalu mempengaruhi segala aspek yang ada meluas, hingga tidak hanya satu orang membutuhkan orang lainnya tetapi antara satu negara dengan negara lainnya. Misalnya saja kebutuhan bahan dasar makanan yang mungkin saja di suatu negara memiliki sumber daya yang melimpah, namun berbanding terbalik dengan negara yang lainnya. Sebagai contoh, negara Jepang yang memiliki tanaman khas wasabi, biasa nya kita akan mengenal tanaman tersebut sebagai teman untuk menyantap hidangan sushi. Sebagai tanaman khas negeri sakura, wajar saja jika di Indonesia tidak memiliki tanaman tersebut. Untuk mendapatkannya mau tidak mau Indonesia harus mengimpor dari luar tanaman tersebut agar dapat diolah kembali. Meski sebenarnya bisa saja untuk coba dibudidayakan di Indonesia, namun belum tentu berhasil dikarenakan adanya kendala dalam segi struktur tanah atau iklim yang berbeda. Dari contoh sederhana tersebut secara tidak langsung antara kedua negara sudah menjalin hubungan internasional antara satu sama lain, tidak hanya saling bertukar sumber daya tetapi kebudayaan masing-masing negara.
Kemajuan globalisasi memungkinkan komunikasi antar negara semakin ‘blak-blakan’, segala macam informasi dengan mudah didapatkan. Tidak hanya mengenai sumber daya saja, namun usaha-usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi di masing-masing negara. Perusahaan-perusahaan di suatu negara akan saling melirik usaha di negara lainnya yang mungkin dianggap sebagai sesuatu yang baru. Alasan yang akan membuat suatuperusahaan atau adanya pihak-pihak yang ingin ikut terlibat dalam usaha tersebut. Sebelumnya, perusahaan yang telah dilirik tidak bisa langsung menyerahkan atau menyampaikan informasinya secara mentah-mentah. Karena ika hal tersebut dilakukan, pihak luar perusahaan belum tentu mengerti dengan informasi tersebut. Bisa saja perusahaan akan dianggap memiliki prospek yang kurang baik atau dianggap kurang meyakinkan karena dirasa kurang lengkapnya informasi yang disampaikan. Disinilah peran akuntansi internasional sangat berpengaruh dalam penyesuain informasi tersebut.
Akuntansi internasional secara garis besar adalah mengenal bagaimana metode akuntansi yang digunakan di masing-masing negara. Dan kemudian adanya penyesuaian yang dilakukan, sehingga semua negara mampu menyampaikan informasi sesuai dengan prinsip yang dapat diterima secara internasional. Sedikit mengulik mengenai sejarah, kebutuhan akan standar akuntansi yang berlaku secara internasional yang mendasari munculnya organisasi bernama International  Standard Committee (IASC). Serangkaian gerakan telah dilakukan sejak  1973 oleh IASC. IASC yang kemudian berubah menjadi International Accounting Standard Board (IASB) pada tahun 2001 bertujuan untuk mengembangkan suatu standar akuntansi yang berkualitas tinggi dan dapat diterapkan secara global. IFRS (International Financial Reporting Standards) menjawab tantangan bagaimana pelaporan keuangan harus dilakukan. Arus besar dunia sekarang ini sedang menuju ke dalam satu standar pelaporan. Satu per satu negara di dunia saat ini mulai mengadopsi IFRS. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi yang berwenang dalam membuat standar akuntansi di Indonesia sejak 1994 telah melaksanakan program adaptasi dan harmonisasi standar akuntansi internasional IFRS. Pengadopsian  IFRS di Indonesia dimulai pada tahun 2008 dimana dilakukan adopsi seluruh IFRS terakhir ke dalam PSAK sampai tahun 2010. Pada tahun 2011 dilakukan persiapan infrastruktur pendukung utnuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi IFRS dan tahun 2012 pengadopsian penuh IFRS bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik (Purba, 2009).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ball et al. (2003) menunjukkan bahwa standar berkualitas tinggi tidak selalu menghasilkan informasi akuntansi  berkualitas tinggi. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa hal ini diakibatkan oleh buruknya insentif terhadap pembuat laporan keuangan dan bahwa kualitas pelaporan pada akhirnya ditentukan oleh faktor ekonomi dan politik di negara yang bersangkutan yang mempengaruhi insentif manajer dan auditor, dan bukan semata-mata ditentukan oleh standar akuntansi (Ball et al., 2003; Jeanjean dan Stolowy, 2008). Hung and Subramanyam (2007) dalam penelitiannya menguji sampel dari  perusahaan Jerman dan menguji dampak pelaporan keuangan terhadap adopsi IAS antara tahun 1998 dan 2002. Mereka menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam relevansi nilai (value relevance) dari angka-angka akuntansi dengan adopsi IFRS, tetapi ada bukti yang lemah bahwa laba berdasarkan IAS menunjukkan konservatisme kondisional yang lebih besar daripada laba yang dihasilkan dari pelaporan berdasarkan standar akuntansi Jerman.Dari hasil penelitian diatas, secara garis besar menjelaskan bahwa pembaruan yang dilakukan semata-mata ingin memperbaiki beberapa kekurangan yang terjadi pada sistem yang lama dan para pengguna informasi juga dituntut untuk memahami bagaimana kerangka konseptual infromasi keuangan agar dapat mengaplikasikannya dengan tepat yang akan berpengaruh pada pengambilan sebuah keputusan.
Menurut Martani (2012) dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung jenis industri, jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki dan juga pilihan kebijakan akuntansi. Ada yang perubahannya besar sampai harus melakukan perubahan sistem operasi dan bisnis perusahaan, namun ada juga perubahan tersebut hanya terkait dengan prosedur akuntansi. Perusahaan perbankan, termasuk yang memiliki dampak perubahan cukup banyak. Perubahan tidak hanya dilakukan pada tingkat perusahaan namun perlu juga ada perubahan peraturan Bank Indonesia contohnya tentang penyisihan atas kredit yang disalurkan. Perusahaan BUMN sebagai perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik dipersyaratkan oleh regulasi untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan standar. Untuk dapat mengimplementasikan IFRS perusahaan harus menyiapkan sumber daya manusia  dan dana yang cukup untuk melakukan pemutakhiran sistem dan SOP yang saat ini telah ada. Komitmen pimpinanperusahaan diperlukan untuk mendukungproses implementasi IFRS tersebut. Besarnya komitmen pimpinan terkadang dipengaruhi oleh kepedulian stakeholderpengguna laporan keuangan. Kementerian BUMN sebagai stakeholder utama BUMN sangat mempengaruhi bagaimana proses implementasi PSAK baru ini dalam perusahaan. Secara umum manfaat dengan adanya konvergensi IFRS adalah untuk memudahkan pemahaman (enhance comparability) atas laporan keuangan dengan standar akuntansi keuangan yang dikenal secara internasional . Dengan demikian maka perusahaan dapat memberikan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang lebih berkualitas secara internasional. Adanya konvergensi IFRS ini menguntungkan bagi perusahaan yang bergerak secara internasional karena mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis selain juga mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
Disisi lain tujuan konvergensi IFRS adalah agar laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS dan kalaupun ada diupayakan hanya relatif sedikit sehingga pada akhirnya laporan auditor menyebut kesesuaian dengan IFRS, dengan demikian diharapkan meningkatkan kegiatan investasi secara global, memperkecil biaya modal (cost of capital) serta lebih meningkatkan transparansi perusahaan dalam penyusunan laporan keuangan. Manfaat konvergensi IFRS lainnya  adalah juga dapat meningkatkan arus investasi global melaui transparasi. Selain itu konvergensi IFRS diharapkan mampu memicu peningkatan arus investasi global melalui adanya transparasi sehingga membuka peluang fund  rising melalui pasar modal secara global. Secara umum dampak konvergensi IFRS terhadap suatu perusahaan, antara lain :
1.      Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuanganakan lebih mudah dikomunikasikan keinvestor global.
2.      Relevansi laporan keuangan akanmeningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
3.      Disisi lain, kinerja keuangan (laporanlaba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.
4.      Smoothing income menjadi semakinsulit dengan penggunakan balance sheet approach dan fair value.
5.      Principle-based standards mungkinmenyebabkan keterbandingan laporankeuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgmentditumpangi dengan kepentingan untukmengatur laba (earning management).
6.      Penggunaan off balance sheet semakinterbatas dampak konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) bagiperusahaan di Indonesia secara garis besardapat dibagi menjadi empat bagian, yaitupertama dampak pada sistem akuntansi,kedua berdampak pada sistem informasiperusahaan, ketiga dampak pada sumberdaya manusia, dan keempat dampak padasistem organisasi perusahaan.
Beberapa dampak yang dikemukakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Ketut Tanti yaitu :
1.      Dampak Konvergensi International Financial Reporting Standards(IFRS) pada Sistem Akuntansi.
Adopsi IFRS secara penuh bukan hanya sekadar perpindahan pendekatanakuntansi dari historikal cost ke fairvalue. Inti masalah yang lebih mendasaradalah perubahan konsep, paradigma ataupola pikir, karena dengan mengadopsiIFRS secara penuh berarti akan terjadiperalihan dari rule base  ke principles based dalam sistem akuntansi. Dampak konvergensi InternationalFinancial Reporting Standards (IFRS)pada sistem akuntansi antara lain; adanyapeningkatan penggunaan nilai wajar (fairvalue) terutama untuk properti investasi,beberapa aset tidak berwujud, asetkeuangan, dan aset biologis. Dampak padasistem akuntansi selanjutnya adalah akanadanya penggunaan ”judgement” karenakarakteristik IFRS yang lebih berbasisprinsip (principle based). Principle basedmengandung makna bahwa standarakuntansi tidak bersifat ketat atau rigid,melainkan hanya memberikan prinsip-prinsipumum standar akuntansi yang harus diikuti untuk memastikan pencapaian kualitas informasi tertentuyang relevan, dapat diperbandingkan danobjektif, sedangkan rule basedmengandung makna bahwa untukmencapai kualitas informasi tertentu yangrelevan, dapat diperbandingkan, danobjektif, standar akuntansi harus bersifatketat dan rigid. Dampak konvergensiInternational Financial ReportingStandards (IFRS) pada sistem akuntansiyang terakhir adalah penggunaanpersyaratan pengungkapan yang akan lebihbanyak, baik kualitatif maupun kuantitatif,sejalan dengan data/informasi yangdigunakan untuk pengambilan keputusanperusahaan.
2.      Dampak Konvergensi IFRS pada Sistem Informasi pada Perusahaan
Konvergensi International FinancialReporting Standards (IFRS) akanberdampak pada sistem informasi dalamperusahaan, karena dengan konvergensiIFRS akan menyebabkan perbedaanstandar yang signifikan antara IFRS danstandar yang berlaku sebelumnya.
3.      Dampak Konvergensi IFRS pada SDM Perusahaan
Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) juga akanberdampak pada sumber daya manusiakarena dengan adanya konvergensi IFRSyang menganut prinsip (principal base)dan bukan rule base akan membutuhkansumber daya profesional yang memilikikemampuan untuk melakukan judgmentdalam menggunakan standar ini. Peralihanmenuju principle based standarmempunyai arti standar akuntansi yangakan kita gunakan menjadi lebih bersifat
fleksibel karena aturan-aturan yang detail sudah disederhanakan kedalam beberapaprinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas dariIFRS inilah yang menjadikan peranprofessional judgement lebih dibutuhkanbaik dalam hal mempersiapkan laporankeuangan maupun dalam hal pengauditan.  Pengadopsian IFRS mensyaratkanakuntan maupun auditor untuk memilikipemahaman mengenai kerangkakonseptual informasi keuangan agar dapatmengaplikasikan secara tepat dalampembuatan keputusan. Dalam principal base system, akuntan akan membuatsejumlah estimasi yang harus dipertanggungjawabkan dan mensyaratkansemakin banyak professional judgement
(Schipper, 2003). Fleksibilitas dalam standar IFRS yang bersifat principle basedakan berdampak pada tipe dan jumlah skillprofessional yang seharusnya dimiliki olehakuntan dan auditor. Pengadopsian IFRS mensyaratkanakuntan memuiki pengetahuan yang cukupmengenai kejadian maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan secarafundamental sebelum membuat judgment.Berbagai estimasi yang dibuat olehmanajemen perlu dinilai kelayakannya oleh auditor sehingga auditor juga dituntutmemiliki kemampuan mengitepretasikantujuan dari suatu standar. Selain keahlianteknis, akuntan juga perlu memahamiimplikasi etis dan legal dalamimplementasi standar(Carmona&Trombetta,2008). Denganmembandingkan tiga standar, Benneth etal. (2006) menyimpulkan bahwa principlebased standards mensyaratkanprofessional judgement baik pada leveltransaksi maupun pada level laporankeuangan.
4.      Dampak Konvergensi IFRS pada Sistem Informasi Perusahaan
Dalam hal dampak konvergensi IFRS pada sistem organisasi perusahaan yangakan timbul adalah tidak hanya mengubahcara organisasi membuat laporankeuangan, namun juga mengubahbagaimana perusahaan menjalankanbisnisnya. Diperlukan pengendalianinternal khususnya yang terkait dengan pelaporan keuangan agar perusahaan dapatmemnuhi semua persyaratan yangditetapkan.

Dari sekilas penjelasan sebelumnya, bahwa memang dibenarkan adanya perbedaan dalam penyajian laporan sebelum dan sesudah menerapkan IFRS. Berbagai aspek dijadikan pertimbangan dari segi laporan, cara, dan pengguna. Tapi itu semua kembali kepada perusahaan itu sendiri, jika memang ada hal yang harus diperbarui. Jika tidak, hal yang mungkin dilakukan sebagai langkah pengadopsian ialah melakukan beberapa perubahan tidak secara menyeluruh, melainkan hanya terkait dengan prosedur akuntansi nya saja.Pada artikel sebelumnya juga sudah dibahas bagaimana Indonesia sendiri secara sukarela melakukan adaptasi IFRS. Tidak bisa dipungkiri bahwa mau tidak mau Indonesia harus bisa membuka diri dengan melakukan hal yang memang berakibat positif dan menguntungkan.

Menurut Irene Natalia (2010), IFRS telah diadopsi di banyak negara sebab IFRS diyakini sebagai suatukumpulan standar yang baik. Namun, kualitas laba yang baik tidak dihasilkansecara otomatis dengan standar akuntansi dan pelaporan keuangan yang baik.Akuntansi menghasilkan informasi laba, dibentuk oleh kekuatan ekonomi danpolitik, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan akan mengikutiperkembangan kekuatan ekonomi dan politik yang ada di negara lokal. Faktor­faktor yang mempengaruhi kualitas laba danlatau kualitas pengadopsianIFRSadalah karakteristik yang dimiliki oleh pengadopsi IFRS, lingkungan pasar modaldan siklus ekonomi selama peri ode pengadopsian, insentif perusahaan, institusional, ketidakterlibatan politis dalam proses pengimplementasian standarakuntansi, budaya yang ada dalam suatu negara, dan komite audit. Komparabilitas dinilai sebagai kualitas informasi yang sangat penting bagipembuatan keputusan investasi oleh investor, dan keputusan lain yang dibuat olehpengguna lain, terutama yang berkaitancengan alokasi sumber daya ekonomi.Kornparabilitas dilakukan dengan cara mernbandingkan atau menguji laporan keuangan dua perusahaan yang ada dalam sektor yang sarna di negara yang berbeda, dan pengguna laporan keuangan dapat mempercayai bahwa hasilnyadapat dibandingkan. Komparabilitas dicapai dengan adanya IFRS danpengadopsian IFRS oleh perusahaan-perusahaan yang ada di dunia.

Dengan mempertimbangkan semua manfaat dan keuntungan daripengadopsianIFRS, IFRS seharusnya diterapkan oleh semua negara di dunia,rneskipunIFRS mungkin menghasilkan kualitas laba yang kurang. Kurangnya kualitas laba tersebut disebabkan masih ada kemungkinan terjadinya manajemenlaba oleh manajemen perusahaan. Ari Dewi (2011) menambahkan, jika dilihat dari sisi ekonomi, dengan adanya standar yang seragam maka akan mengurangi hambatan investasi lintas negara dan dari sisi akuntansi diharapkan mampu  meningkatkan kualitas laporan keuangan. Hal sejalan dengan tujuankonvergensi IFRS adalah menjadikan laporan keuangan menghasilkan informasi yang valid untuk aset, hutang, ekuitas, pendapatan dan beban perusahaan,  meningkatkan komparabilitas laporan keuangan,menyajikan informasi yang relevan dan reliable serta dapat dimengerti, dan laporan keuangan dapatditerima secara global.














Daftar Pustaka
Sianipar, Glory, 2013, ‘Analisis Komparasi Kualitas Informasi Akuntansi Sebelum Dan Sesudah Pengadopsian Penuh IFRS Di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI’, Skripsi, Universitas Diponegoro
Patralalita, Cintatya Wasistha, 2014, ‘Dampak Adopsi IFRS Terhadap Panjang Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI’, Skripsi, Universitas Diponegoro
Intan, Puji Harto, 2014, ‘Pengaruh Konservatisma Akuntansi Terhadap Manajemen Laba Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai variabel Pemoderasi’, Diponegoro Journal of Accounting, Universitas Diponegoro
Daljono, Willyza Purnama, 2013, ‘Pengaruh Ukuran Perusahaan, Rasio Leverage, Intensitas Modal, Dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Konservatisme Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Belum Menggunakan IFRS), Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2, No.3, Hal.1, Universitas Diponegoro
Reka, Netty & Dewi Fitriyani, 2014, ‘Pengaruh Penerapan International Financial Reporting Standards (IFRS) Terhadap Nilai Perusahaan’, Jurnal Unversitas Jambi
Natalia, Irene, 2010, ‘Kualitas Laba Yang Dihasilkan Oleh Pengadopsian IFRS’, Jurnal Akuntansi Kontemporer, Vol.2, No.1, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya
Herawati, Nyoman Trisna, 2012, ‘Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Akuntansi Pengantar Di Perguruan Tinggi’, Karya ilmiah tidak dipublikasikan, Universitas Pendidikan Ganesha
Arum, Edy Suprianto, 2014, ‘Relevansi Prinsip Konservatism Wajib Pajak Melakukan Tax Avoidance Sebelum Dan Sesudah Pelaksanaan IFRS’, Karya ilmiah tidak dipublikasikan, Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Cahyati, Ari Dewi, 2011, ‘Peluang Manajemen Laba Pasca Konvergensi IFRS: Sebuah Tinjauan Teoritis Dan Empiris’, Jurnal JRAK, Vol.2, No.1, UNISMA
Kustina, Ketut Tanti, 2012, ‘Dampak Konvergensi IFRS Bagi Pelaporan Akuntansi Perusahaan Di Indonesia’, Jurnal Ilmiah Manajemen& Akuntansi, Vol.17, No.2, Hal.70-82, STIE Triatma Mulya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar