Obama, Citing a Concern for Families, Orders a Review of Deportations
MARCH 13, 2014
WASHINGTON
— President
Obama said Thursday that deportations of
illegal immigrants should be more humane, and to make that happen, he has
ordered a review of his administration’s enforcement efforts.
Mr.
Obama revealed the effort in an Oval Office meeting with Hispanic lawmakers on
Thursday afternoon, telling them that he had “deep concern about the pain too
many families feel from the separation that comes from our broken immigration
system,” according to a White House statement.
Representative
Luis V. Gutiérrez, Democrat of Illinois, said afterward that it was “clear that
the pleas from the community got through to the president.” He added that he
and his two colleagues at the meeting — Representative Rubén Hinojosa, Democrat
of Texas, and Representative Xavier Becerra, Democrat of California — “were
adamant that the president needed to act.”
Mr.
Obama — who told the lawmakers that he had ordered Jeh C. Johnson, the
secretary of Homeland Security, to conduct the evaluation — is under increasing
pressure from Latino advocates to all but suspend aggressive efforts to deport
illegal immigrants. Activists and Hispanic lawmakers say the government is
ripping families apart by deporting people whose only crime was coming to the
country illegally. Some groups said Thursday that a review by Mr. Johnson would
not go far enough.
“Relief delayed is relief denied,” said Pablo
Alvarado, the director of the National Day Laborer Organizing Network. “The
president has no excuse to continue his unjust deportation policy.”
Many
Republican officials have said they already do not trust Mr. Obama to
adequately enforce the security of the nation’s borders, and early reaction to
his new order was sharp.
“Fifty million working-age Americans in this country
don’t have jobs,” said Stephen Miller, communications director for Senator Jeff
Sessions, Republican of Alabama. “And what does the president do? He takes more
steps that would provide companies with illegal workers.”
More
illegal immigrants have been deported during the Obama administration than
under any previous president, officials have said. Within weeks, the government
is likely to have deported two million immigrants during Mr. Obama’s six years
in office, a milestone that has intensified anger among some Hispanics.
The
issue could be a critical one in midterm elections this year for Democratic
candidates, many of whom rely on Latinos to turn out and vote for them in big
numbers.
But
any effort to pull back on deportations could threaten to undermine longer-term
hopes for bipartisan legislation to overhaul the immigration system. In the
past several months, Mr. Obama and top advisers have repeatedly told activists
that the president’s hands are tied by laws that require him to spend millions
of dollars in an effort to eject people who have crossed into the country
without the proper papers.
During
a November speech, Mr. Obama responded to a heckler who shouted that the president had “a power to
stop deportation for all undocumented immigrants in this country.”
Mr. Obama responded, “Actually, I don’t.”
White
House officials said late Thursday that the president would not suspend
deportations because his advisers did not believe such a move would be legal.
He also will not expand his 2012 order to defer
deportationsof illegal immigrants who were brought
to the United States as young children, aides said.
But
activists have refused to back down. Janet Murguía, who leads the National
Council of La Raza, said last week that Mr. Obama was the “deporter in chief”
and accused his administration of leaving “a wake of devastation for families
across America.”
Privately,
top Obama aides have expressed frustration at the push from Hispanic activists
that the president act unilaterally to stop deportations. But the pressure has
moved in recent weeks from fringe activists to the mainstream. Last week,
Senator Robert Menendez, Democrat of New Jersey, a leading Latino voice in
Congress, called on Mr. Obama to do something drastic.
“While we continue waiting for the House of
Representatives to wake up and move on immigration reform legislation, I urge
the president to take action today and halt needless deportations that are
splitting apart our families and communities,” he said.
On
Tuesday, aides to four Democratic senators, including Harry Reid of Nevada, the
majority leader, met with Kathryn Ruemmler, the White House counsel, to discuss
how the president could curb the number of deportations, perhaps by exempting
the parents of children who were brought to the United States when they were
very young, according to two people familiar with the meeting.
White
House officials said that Mr. Obama would meet on Friday with activists from a
number of Latino organizations to further discuss legislation to overhaul
immigration and to hear their concerns about deportations.
Angela
Kelley, the vice president for immigration policy at the Center for American
Progress, said that activists also understood the importance of keeping up
pressure on Republicans in the House, who have refused to consider a bipartisan
Senate bill to overhaul immigration.
“Make no mistake,” she said. “It is the Republicans
who are responsible for the fact that we don’t have reform today.”
In
the meantime, Ms. Kelley said, she and other advocates for illegal immigrants
were looking to Mr. Obama to slow the record number of deportations. She noted
that more than 5,000 American children are in foster homes because one or both
parents have been deported.
“We have reached a crisis point,” Ms. Kelley said.
“The question is,” she added, “which end of Pennsylvania
Avenue” will fix the problem.
Obama, Mengingat bahwa Pentingnya
Keluarga, Memerintahkan Meninjau Kembali Pendeportasian
Maret 13, 2014
WASHINGTON
– Presiden Obama mengatakan bahwa Kamis lalu, deportasi imigran gelap haruslah
lebih berperikemanusiaan, dan untuk melakukannya, Ia telah memerintahkan untuk
melakukan peninjauan kembali kepada
pemerintahannya sebagai salah satu upaya.
Bapak
Obama mengungkapkan upayanya dalam pertemuan di Oval Office bersama Hispanic
anggota parlemennya Kamis siang lalu, mengatakan kepada semua bahwa Ia “sangat
prihatin dengan rasa sakit yang dirasakan oleh banyak keluarga dari adanya
perpisahan, yang berasal dari rusaknya sistem imigrasi kita,” berdasarkan
pernyataan dari Gedung Putih.
Representatif
Luis V. Gutiérrez, Illinois Demokrat, mengatakan setelah itu “jelas permohonan
dari masyarakat itu sampai ke presiden.” Tambahnya saat Ia bersama dua rekannya
di pertemuan tersebut – Representatif Rubén Hinojosa, Texas Demokrat, dan
Representatif Xavier Becerra, California Demokrat – “kami bersikeras bahwa
presiden harus bertindak.”
Bapak
Obama – mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Ia telah memerintahkan Jeh C.
Johnson, sekretaris dari Homeland Security, untuk melakukan evaluasi – berada
dibawah tekanan yang kian meningkat dari pengacara Latino untuk semuanya tetapi
menangguhkan upaya yang agresif pada pengembalian para imigran gelap. Para
anggota parlemen aktivis dan hispanic mengatakan pemerintah memecah belah
keluarga dengan mengembalikan orang-orang yang melakukan kejahatan yang hanya
datang ke suatu negara secara ilegal. Beberapa kelompok mengatakan bahwa Kamis
nanti ada tinjauan oleh Bapak Johnson tidak akan terlampau jauh.
“Bantuan yang tertunda adalah bantuan yang ditolak,”
kata Pablo Alvarado, direktur National Day Laborer Organizing Network.
“Presiden tidak memiliki alasan untuk melanjutkan ketidakadilannya dalam
kebijakan deportasinya.”
Banyak
pejabat Republik berkata bahwa mereka sudah tidak percaya Bapak Obama untuk
cukup mendukung dalam pengamanan nasional, dan reaksi dini dalam perintah
barunya yang begitu sulit.
“Lima juta orang America berumur produktif di negara
ini tidak memiliki pekerjaan,” kata Stephen Miller, direktur komunikasi untuk
Senator Jeff Sessions, Republik Alabama. “Dan apa yang sedang dilakukan oleh
presiden? Ia mengambil langkah lebih yang akan memberikan perusahaan dengan
pekerja ilegal.”
Banyak
imigran gelap yang telah dideportasikan selama pemerintahan Obama daripada saat
dibawah kepemimpinan presiden sebelumnya, kata pejabat yang berwenang. Dalam
beberapa minggu, kemungkinan pemerintah telah mendeportasikan dua juta imigran
selama enam tahun kepemimpinan Bapak Obama, sebuah tonggak yang telah
mengintensifkan amarah diantara beberapa Hispanic.
Masalah
tersebut mampu menjadi suatu yang serius dalam pertengahan pemilu tahun ini
untuk para kandidat Demokrasi, banyak dari mereka bergantung pada Latinos untuk
kembali dan memberikan suara mereka dengan jumlah yang besar.
Namun
upaya apapun untuk menarik kembali pendeportasian dapat mengancam yang dapat
mengurangi harapan jangka panjang undang-undang bipartisan dalam memeriksa
sistem imigrasi. Dalam beberapa bulan terakhir, Bapak Obama dan beberapa
penasihat terpecayanya telah berulang kali mengatakan kepada para aktivis bahwa
kepemimpinan presiden terikat dengan hukum yang memerlukan Ia untuk
menghabiskan jutaan dolar dalam upaya untuk melepaskan orang-orang yang telah
masuk ke negara tanpa dokumen yang sah.
Dalam
pidatonya pada bulan November, Bapak Obama merespon ‘pengejek’nya yang selalu
menyorakinya bahwa presiden “memiliki kekuatan untuk menghentikan semua
pendeportasian imigran gelap di negara ini.”
Bapak Obama merespon,”Sebenarnya, saya tidak memiliknya.”
Pejabat
Gedung Putih mengatakan pada Kamis lalu bahwa
presiden tidak akan menangguhkan deportasi karena penasihatnya tidak
percaya langkah tersebut akan membuatnya legal. Ia juga tidak akan memperluas
perintahnya 2012 lalu untuk pendeportasian imigran gelap yang dikirim ke
Amerika sebagai anak kecil, kata para ajudannya.
Tapi
para aktivis menolak untuk mundur. Janet Murguía, pemimpin Dewan Nasional La
Raza, minggu lalu mengatakan bahwa Bapak Obama adalah “kepala pendeportasi” dan
menuduh pemerintahannya lupa akan “bangkitnya kehancuran bagi seluruh keluarga
di Amerika.”
Secara
privasi, ajudan terpercayanya mengekspresikan kekecewaan atas tekanan dari para
aktivis Hispanic bahwa presiden bertindak secara sepihak untuk menghentikan
pendeportasian. Tapi tekanan telah bergerak dalam beberapa pekan terakhir dari
aktivis pinggiran menjadi masalah utama. Minggu lalu, Senator Robert Menendez,
New Jersey Demokrat, mewakili suara Latino dalam Kongres, meminta Bapak Obama
untuk melakukan sesuatu yang drastis.
“Saat kami melanjutkan untuk menunggu DPR untuk sadar
dan melakukan perubahan undang-undang, saya mendorong presiden untuk mengambil
langkah dini dan menghentikan deportasi yang tidak dibutuhkan yang mana hanya
akan memisahkan keluarga kita dan masyarakat,” katanya.
Pada
hari Selasa, membantu empat senator Demokratik, termasuk Harry Reid dari
Nevada, pemimpin mayoritas, bertemu dengan Kathryn Ruemmler, penasihat Gedung
Putih, mendiskusikan bagaimana presiden mampu membatasi jumlah pendeportasian,
mungkin dengan membebaskan orangtua dari anak-anak yang dibawa ke Amerika saat
mereka masih muda, berdasarkan kedua orang yang akrab dengan pertemuan
tersebut.
Pejabat
Gedung Putih mengatakan bahwa pada hari Jumat Bapak Obama akan bertemu dengan
para aktivis, beberapa dari organisasi Latino untuk membahas lebih lanjut
perombakkan undang-undang imigrasi dan mendengar keprihatinan mereka terhadap
pendeportasian.
Angela
Kelley, wakil presiden kebijakaan imigrasi di Center for American Progress,
mengatakan bahwa para aktivis juga harus mengerti pentingnya menjaga tekanan
pada Republicans in the House, yang telah menolak untuk mempertimbangkan
tagihan para Senat birpatisan untuk pemeriksaan imigrasi.
“Jangan buat kesalahan,” katanya. “Harusnya
Republikanlah yang bertanggung jawab, faktanya kami tidak melakukan reformasi
saat ini.”
Sementara
itu, Ibu Kelley mengatakan, Ia dan pengacara lainnya mengharapkan Bapak Obama
memperlambat jumlah daftar deportasi untuk imigran gelap. Ia mencatat lebih
dari 5,000 anak-anak Amerika berada di panti asuhan dikarenakan satu atau kedua
orangtua-nya telah dideportasikan.
“Kita telah mencapai titik krisis,” kata Ibu Kelley.
“Pertanyaannya adalah,” tambahnya,”apa akhir dari
Pennsylvania Avenue” akan memperbaiki masalahnya.
http://www.nytimes.com/2014/03/12/us/obama-adds-to-national-monument-land