Rabu, 02 Mei 2012

Permasalahan Pembangunan Nasional (Daerah/Lingkungan)


Pembangunan Nasional

Terdapat 7(tujuh) permasalahan dalam perencanaan pembangunan nasional, yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

1.      Belum sinerginya proses perencanaan pembangunan nasional dari pendekatan politik ke pendekatan teknokratik
2.      Dokumen yang disusun belum menekankan pada perencanaan yang terfokus dan langsung dapat dilaksanakan. Dokumen perencanaan yang disusun cenderung masih berupa wish list. Program dan kegiatan yang direncanakan masih belum disusun berdasarkan pada ketersediaan anggaran. Hal ini mengakibatkan perencanaan yang disusun tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan.
3.      Adanya ego atau kepentingan antarsektor yang sering kali dinyatakan sebagai kesulitan untuk melakukan koordinasi. Persoalan bersifat lintas sektor seringkali ditangani secara parsial dan terfragmentasi sehingga cenderung tidak menyentuh atau menyelesaikan persoalan yang sebenarnya.
4.      Adanya anggapan atau asumsi bahwa dokumen perencanaan tersebut kurang mengakomodasi kebutuhan yang sebenarnya dari daerah dan antar wilayah.
5.      Proses perencanaan teknokratik yang berbasis pada data sekunder dan primer, baik  dari hasil monitoring dan evaluasimaupun hasil kajian/telaah, yang dianggap masih belum memadai sehingga kekuatan data dan informasi dalam memproyeksikan arah pembangunan berikutnya masih lemah.
6.      Masih terdapat kesulitan untuk memastikan adanya konsistensi antara perencanaan pembangunan dan alokasi penganggarannya.
7.      Belum optimalnya system pengendalian dan evaluasi pembangunannya. Hal ini mengakibatkan dokumen perencanaan nasional akan menjadi dokumen legal formal yang bersifat statis, yang kurang optimal dalam mengawal dan mengakselerasi proses pencapaian tujuan pembangunan nasional.


Di dalam mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan nasional
ditempuh 2 (dua) STRATEGI POKOK PEMBANGUNAN, yaitu:

1.    STRATEGI  PENATAAN  KEMBALI  INDONESIA yang diarahkan untuk menyelamatkan sistem ketatanegaraan Republik Indonesia berdasarkan semangat, jiwa, nilai, dan konsensus dasar yang melandasi berdirinya Negara Kebangsaan Republik Indonesia yang meliputi Pancasila; UUD 1945 (terutama Pembukaan UUD 1945); tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan tetap berkembangnya  pluralisme dan keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
2.    STRATEGI  PEMBANGUNAN  INDONESIA yang diarahkan untuk membangun Indonesia di segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam Pembukaan UUD 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan penciptaan landasan pembangunan yang kokoh.


UU mengenai Pembangunan Nasional:

Menimbang:

a.      bahwa Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004  mengamanatkan dalam pelaksanaannya dituangkan dalam Program Pembangunan  Nasional lima tahun (PROPENAS); 
b.      bahwa Program Pembangunan Nasional lima tahun (PROPENAS) yang memuat kebijakan secara terinci dan terukur dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan  pembangunan nasional;
c.       bahwa sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu menetapkan undang-undang tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004;

Mengingat:

1.      Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945  sebagaimana telah diubah dengan Perubahan Kedua Undang-undang Dasar 1945;
2.      Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor  IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004; 


JAKARTA, KOMPAS.com — Inti permasalahan pembangunan ekonomisi nasional terletak pada tingginya disparitas (kesenjangan) antarwilayah. Hal ini terlihat dari segi kegiatan ekonomi, pembangunan infrastruktur, sampai tingkat kemiskinan yang begitu timpang.
Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Selasa (28/9/2010), saat Seminar Akademik Pembangunan Ekonomi Indonesia Tahun 2010 di Hotel Nikko, Jakarta. "Kalau lihat lebih detail, pada tingkat regional provinsi, kabupaten, dan kota ada disparitas. Di satu sisi, banyak daerah yang mencapai peningkatan ekonomi signifikan, tetapi di lain pihak banyak daerah yang masih jauh, dipasritas sangat tinggi," ujarnya.
Adanya disparitas tersebut terjadi karena aktivitas ekonomi yang juga timpang. Di kota yang menjadi pusat bisnis, segala sarana dan prasarana tergarap dengan baik. Akan tetapi, di daerah yang bukan pusat bisnis, sarana dan prasarana tidak tergarap. "Hal ini kemudian yang membuat aktivitas ekonomi jadi rendah di banyak daerah. Aktivitas ekonomis rendah, tingkat kemiskinan pun menjadi tinggi," ujar Armida.
Oleh karena itu, Armida menilai kuncinya ada pada pemerintah yang berwenang besar dalam hal distribusi dan alokasi yang lebih adil. "Pemerintah harus berpihak di sini, nah makanya ini yang penting untuk diterapkan, yakni konektivitas domestik, sehingga kita bisa mencapai pembangunan yang impulsif dan berkeadilan," ujarnya.


Permasalahan yang terjadi di Daerah Sumatera Utara

1.      Kemiskinan
Cara menanggulanginya:
a.      Pemberdayaan (Empowerment) sebagai solusi
b.      Membangun pemberdayaan individu
c.       Membangun  Pemberdayaan Ikatan Antar Individu/Kelompok (Spiral Mode)
d.      Membangun Pemberdayaan Politik
e.      Pendekatan Ekonomi Pemberdayaan Nelayan Kecil/Gurem
f.        Penguatan Organisasi Ekonomi Dalam Komunitas Desa
g.      Pendekatan Ekonomi Dari Sudut Moral

2.      Banjir
Cara menanggulanginya:
a.      Mendirikan Pos Kesehatan 24 jam di Poskesdes dan Puskesmas,
b.      Memberikan pelayanan kesehatan kepada korban banjir,
c.       Melakukan surveilans aktif oleh petugas puskesmas untuk SKD penyakit menular,
d.      Melakukan koordinasi dengan lintas sektor terkait baik kabupaten dan provinsi,
e.      PPK Regional mengirimkan bantuan obat- obatan (4 paket), MP ASI , Kaporit dan pembersih air cepat, desinfektan, dan melakukan pemantauan untuk mengetahui perkembangan.


Permasalahan yang terjadi di Lingkungan Sekitar

a.      Kurangnya sosialisasi antar warga
Cara menanggulanginya dengan mengadakan acara kumpul warga disetiap bulannya agar dapat menjalin dan mengenal antar warga

b.      Pungutan biaya dalam lingkungan warga
Cara menanggulanginya dengan memberikan laporan perincian biaya pada saat kumpul warga agar warga tahu dengan jelas pengeluaran pada setiap bulannya.